ILMU SOSIAL DASAR

Nama                            :        Muhammad Adytiawan Hidayat

Kelas                            :        1TB01

NPM                             :        24312846

Kelompok                     :        4

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ILMU SOSIAL DASAR”

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Ilmu Sosial Dasar atau yang lebih khususnya membahas pengertian Ilmu Sosial Dasar, tujuan ilmu sosial dasar, persamaan ilmu sosial dasar dengan ilmu pengetahuan sosial, perbedaan ilmu sosial dasar dengan ilmu pengetahuan sosial, ruang lingkup ilmu sosial dasar, serta 8 pokok bahasan ilmu sosial dasar

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Ilmu Sosial Dasar.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Depok, 29 September 2012

 

 
Penyusun,

Muhammad Adytiawan Hidayat

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….3

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………4

1.1  Latar Belakang…………………………………………………………..4

1.2  Tujuan…………………………………………………………………….5

1.3  Ruang Lingkup…………………………………………………………..6

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………7

2.1Pengertian………………………………………………………………….7

2.2Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial…………………………7

  1. Hubungan Antara Masalah Penduduk Dengan Perkembangan

Kebudayaan……………………………………………………….8

  1. Masalah individu, keluarga dan

masyarakat………………………………………………………..9

  1. Masalah pemuda dan

sosialisasi………….…………………………………………….10

4. Masalah hubungan warga Negara dan Negara…………………..11

5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat…………………11

6. Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan………….………..12

7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi………..13

8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran

dan kesejahteraan masyarakat…………………………………….14

 

BAB  3 PENUTUP………………………………………………………………15

3.1            Kesimpulan…………………………………………………………….15

3.2   Saran…………………….…………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………16

 

 

 

BAB 1     PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat kemampuan yang terdiri atas :
1.         Kemampuan Akademik
2.         Kemampuan Profesi
3.         Kemampuan Pribadi

Pecapaian kemampuan akademik dan kemampuan Profesi telah diusahakan melalui mata kuliah keahlian (MKK), yaiut mata-mata kuliah menurut bidang ilmu pengetahuan masing-masing yang diberikan di perguruan tinggi.

Adapun kemampuan pribadi, diharapkan untuk dicapai melalui sekelompok mata kuliah yang tergabung dalam mata kuliah dasar umum yang terdiri atas mata-mata kuliah :
1.         Pancasila
2.         Agama
3.         Kewiraan
4.         Pendidikan sejarah perjuangan bangsa
5.         Ilmu alamiah dasar (IAD)
6.         Ilmu sosial dasar (ISD)
7.         Ilmu budaya dasar (IBD)

7 mata kuliah dasar umum dikelompokon menjadi 2 bagian :
1.         Kelompok pertama meliputi mata kuliah : pancasila, agama, kewiraan dan pendidikan

sejarah perjuangan bangsa. Kelompok ini diharapkan dapat menjadi dasar pedoman

sebagai warga negara pelajar yang baik. Keempat mata kuliah tersebut wajib diikuti oleh

semua mahasiswa di semua perguruaan tinggi, yang dinilai dan ikut menentukan

kelulusan.
2.        Kelompok kedua meliputi mata kuliah : IAD, ISD dan IBD. Kelompok ini diharapkan

dapat membantu meningkatkan kepekaan mahasisiwa berkenaan dengan lingkungan

Alamiah, lingkungan social dan lingkungan budaya.

Secara spesifik kemampuan pribadi yang hendak dicapai melalui MKDU bertujuan menghasilkan warga negara Sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :
a.         Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran

agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
b.         Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkannilia-nilai

pancasiladan memiliki integeritas kepribadianyang tinggi, yang mendahulukan

kepentingan nasional dan kemampuan sebagai sarjana Indonesia
c.         Memiliki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat

kenbangsaan, memeprtebal rasa cinta tanah air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan

bernegara,mempertinggi kebangsaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana

Indonesia.
d.         Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi

permasalahan kehidupan, baik social, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun

kebudayaan.
e.         Memiliki wawasan yang luas tentang kehidupan bermasyarakat, dan secara bersama-

sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan

alamiah erta bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.

Tema pokok perkuliahan ISD sebagai bagian dari MKDU adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.

1.2       Tujuan

Sebagai salah satu dari mata kuliah dasar umum. Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar :
a.         Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan maslah-masalah sosial

yang ada di dalam masyarakat.
b.         Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha

menanggulanginya.
c.         Menyadari setiap masalh sosial yang timbul dala masyarakat selalu bersifat kompleks dan

hanya mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
d.         Memahami jalan pikiran para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat

berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul

dalam masyarakat.

1.3       Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar

Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :

1.         kenyataan-kenyataan sosial yang ada dala masyarakat, yang secara bersama-sama

merupakan masalah sosial tertentu.
2.         konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social

dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari

masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3.         masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai

kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2     PEMBAHASAN

 

2.1       Pengertian

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social seperti : sejarah,ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.

 

2.2       Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Sosial dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan sosial(IPS) kedua-duanya mempunyai persamaan dan perbedaan.

 

Persamaan ISD dan IPS yaitu :
a.         Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan.
b.         Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
c.         Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan social dan masalah sosial.

Perbedaan ISD dan IPS yaitu :
a.         Ilmu sosial dasar diberikan di Perguruaan Tinggi, Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di     sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
b.         Ilmu sosial dasar merupakan mata kuliah tunggal sedangkan ilmu pengetahuan sosial

dasar merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran(untuk sekolah lanjutan).
c.         Ilmu Sosial dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang ilmu

pengetahuan social diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan

intelektual.

 

Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan leih lanjut ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.

Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya:

 

  1. 1.         Hubungan Antara Masalah Penduduk Dengan Perkembangan Kebudayaan

Masyarakat dengan kebudayaan tidak akan lepas dari perubahan. Perubahan dapat terjadi karena ada faktor pendorongnya, tetapi bisa juga terhambat karena banyak faktor. Adapun faktor pendorong terjadinya perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut.

a.      Kontak Dengan Kebudayaan Lain

Salah satu contoh kontak dengan kebudayaan lain adalah difusi. Difusi merupakan proses persebaran unsur kebudayaan dari individu satu kepada individu lain dan dari masyarakat satu ke masyarakat lain.

b.      Sistem Pendidikan Formal Yang Maju

Kualitas pendidikan yang tinggi mampu mengubah pola pikir masyarakat. Masyarakat yang berpendidikan akan lebih rasional dalam berpikir dan bertindak.

c.      Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan untuk Maju

Masyarakat yang bersikap menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikian, akan menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat.

d.      Sistem Terbuka Lapisan Masyarakat

Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka cenderung lebih mudah mengalami perubahan daripada masyarakat dengan sistem lapisan tertutup. Masyarakat akan cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi insan – insan potensial.

e.      Penduduk yang Heterogen

Penduduk heterogen berarti penduduk yang latar belakang kebudayaan, ras, dan ideologinya berbeda. Perbedaan yang mungkin sukar untuk disatukan lebih banyak mendatangkan konflik yang mengundang kegoncangan sehingga terjadi perubahan.

 

 

 

f.      Orientasi ke Masa Depan

Keinginan untuk menunjukkan masa depan yang lebih baik akan mendorong perubahan sosial dan budaya masyarakat.

Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial dan budaya, antara lain sebagai berikut.

1.      Sikap masyarakat yang tradisional.

2.      Kurang hubungan dengan masyarakat lain.

3.      Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat dalam masyarakat.

4.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.

5.      Prasangka terhadap hal baru.

6.      Adat atau kebiasaan.

7.      Rasa takut akan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.

 

  1. 2.                   Masalah individu, keluarga dan masyarakat

Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.

 

Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai jenis gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya.

 

Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.

 

3.         Masalah pemuda dan sosialisasi

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.

a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
•           Orang tua dan keluarga
•           Sekolah
•           Masyarakat
•           Teman bermain
•           Media Massa
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
•           Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan

kelak di masyarakat.

 
•           Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan

kemampuannya.
•           Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri

yang tepat.
•           Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada

pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.


4.         Masalah hubungan warga Negara dan Negara

Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus diperintah dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela Negara. Membela Negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti :
1.         Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti Siskamling)
2.         Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
3.         Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
4.         Mengikuti kegiatan Ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka.
Dan masih banyak lagi cara untuk membela negara. Selain itu dengan melakukan kegiatan-kegiatan di atas, kita juga dapat menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air Indonesia.
Sikap saling menghargai antar warga negara dan negaranya (pemerintah) sangat diperlukan untuk terciptanya dan terwujudnya tujuan NKRI yang tercantum di UUD 1945. Apabila warga negara mematuhi hukum dan peraturan negara, dan negara (pemerintah) menanggapi dan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan negaranya, maka terwujudlah Indonesia yang aman, tentram, damai, dan sejahtera. Marilah kita saling menghargai satu sama lain demi Indonesia.
5.         Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok social. Dengan adanya kelompok social ini, maka terbentuklah suatu lapisan masyarakat yang berstara.
Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa :
1. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya ;
2. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besa masyarakat.
Pitirim A.Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut :”Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tesusun secara bertingkat (hierarchis)”

Di dalam organisasi masyarakat primitive pun sebelum mengenal tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk sebagai berikut :
1)         adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan

hak dan kewajiban ;
2)         adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak

istimewa ;
3)         adanya pemimpin yang saling berpengaruh ;
4)         adanya orangorang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan

hukum (cutlawmen) ;
5)         adanya pembagian kerja didalam suku itu sendiri ;
6)         adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidakstabilan ekonomi itu secara

umum.
6.         Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.

Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:

 

Masyarakat Pedesaan Masyarakat Kota
Perilaku homogen

Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan

Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status

Isolasi sosial, sehingga statik

Kesatuan dan keutuhan kultural

Banyak ritual dan nilai-nilai sakral

Kolektivisme

Perilaku heterogen

Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan

Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi

Mobilitas sosial, sehingga dinamik

Kebauran dan diversifikasi kultural

Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular

Individualisme

 


7.         Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi

Konflik/pertentangan sosial adalah suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi – emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konfli dapat terjadi di lingkungan :

  1. Pada taraf diri seseorang
  2. Pada taraf kelompok
  3. Pada taraf masyarakat

Adapun cara pemecahan konflik tersebut adalah :

  1. Elimination, yaitu pengunduran diri dari salah satu pihak
  2. Subjugation atau domination, yaitu memaksa pihak lain untuk mengalah dan menaatinya.
  3. Majority rule, artinya dengan suara terbanyak
  4. Minority contsent, artinya kelompok mayoritas menang, tetapi kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk bersama.
  5. Compromise, semua sub kelompok mengambil jalan tengah.
  6. Integrasi, artinya pendapat – pendapat yang bertentangan didiskusikan sampai mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

 

Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat majemuk. Integrasi adalah keserasian persatuan.

Variable-variabel yang menjadi penghambat integrasi adalah :

–          Tuntutan penguasaan atas wilayah – wilayah yang dianggap miliknya.

–          Isu asli dan tidak asli

–          Agama

–          Prasangka permusuhan


8.         Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat.

Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki era kesejagadan, yang salah satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan lingkungan. Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

BAB 3 PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Setelah menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar saya mencoba untuk menarik kesimpulan dan disertai oleh saran yang di harapkan dapat bermanfaat di masa yang akan datang. ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep- konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.Beberapa ahli mengatakan mempelajari social budaya dasar berarti juga mempelajari sebuah peradaban , sebab di katakan bahwa peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang sudah tidak tumbuh atau berkembang lagi.

 

3.2       Saran

Bagi masyarakat yang dapat melewati perbedaan kebudayaan yang sekarang berada di Negara ini, maka sebaiknya kita menaggapinya dengan sikap yang sewajarnya, dan kita harus mampu mempertahankan dan melestarikan kebudayaan yang telah ada di Negara kita.

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka :

Sardiman A.M. Endang Mulyani. Dyah Respati Suryo. 2006. Khazanah Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Solo : Tiga Serangkai.)

Abdullah, taufik, Pemuda dan Perubahan Social, LP3ES, Jakarta, 1974.
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2003

Buku Paket MKDU ISD Penulis Harwantiyoko & Neltje F. Katuk.
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat